Kamis, 07 April 2016

Makalah Konsep Dasar PKN

Diposting oleh Unknown di 03.22








MAKALAH
Penanaman Nilai Ketuhanan Melalui Pancasila Games Puzzle Sebagai Media Pengembangan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Konsep Dasar PKn SD yang dibina oleh Bapak Drs. Imam Muchtar, S.H,M. Hum dan Fajar Surya Hutama, S. Pd, M. Pd



Disusun Oleh :

Mimin Dwi Jayanti
150210204089
Kelas A




PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
 




KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penanaman Nilai Ketuhanan Melalui Pancasila Games Puzzle Sebagai Media Pengembangan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasardengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. Imam Muchtar, S.H,M. Hum dan Fajar Surya Hutama, S. Pd, M. Pd selaku Dosen mata kuliah Konsep Dasar PPKn SD yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengaplikasian kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan model permainan dimana didalam permainan tersebut mengandung nilai-nilai pancasila. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Jember, 13 November 2015



BAB 1 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Pengembangan Kurikulum 2013 sendiri merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pada kurikulum 2013 sangat diperlukan mengenai pendidikan berkarakter untuk peseeta didik.
            Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa atau suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
            Salah satu nilai yang terdapat dalam pendidikan karakter adalah nilai ketuhanan. Dimana nilai-nilai ketuhanan merupakan dasar yang harus diterapkan kepada anak sejak dini, karena nilai religius merupakan landasan utama setiap individu untuk tidak terpengaruh oleh keadaan yang selalu berubah.
            Dalam kenyataannya, Karakter masyarakat Indonesia saat ini justru telah bergeser dari nilai-nilai Pancasila, yang ditandai dengan melemahnya akhlak dan moral, Padahal Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, oleh sebab itu, penanaman niai-nilai pancasila harus dilakukan sejak dini, khususnya kepada siswa Sekolah Dasar.
            Disinilah peran seorang guru sangat berpengaruh dalam menumbuhkan budi pekerti yang baik, sehingga dibutuhkan ide-ide yang kreatif dalam proses menyampaikan pembelajarannya. Oleh karena itu penulis memberikan salah satu cara pembelajaran untuk menerapkan nilai-nilai pancasila yang merupakan salah satu pilar kebangsaan dengan model “permainan pancasila Puzzle Games” yang dapat diterapkan pada anak Sekolah Dasar. Melalui sebuah permainan tersebut membuat peserta didik dapat memahami tujuan dari pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Tidak hanya memahami saja, namun yang terpenting dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Bagaimanakah penanaman nilai ketuhanan melalui pancasila games puzzle sebagai media pengembangan karakter pada siswa Sekolah Dasar?

C.    Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui penanaman nilai ketuhanan melalui pancasila games puzzle sebagai media pengembangan karakter pada siswa Sekolah Dasar


BAB II PEMBAHASAN

A.  Penanaman Nilai Ketuhanan Melalui Pancasila Games Puzzle Sebagai Media Pengembangan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar
            Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia SD karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.
            Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. terutama usia SD yang merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mengkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa.
            Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan bertindak.
            Pada usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, didunia pendidikan karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
            Anak SD masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Tahap dimana mulai berkembangnya kecerdasan mereka untuk berpikir logis dan sistematis. Sehingga pendidikan karakter pada anak SD menjadi kunci dalam perubahan generasi muda yang lebih baik. Nilai-nilai budi pekerti dan karakter harus diajarkan oleh para guru disekolah dasar secara baik dan benar, agar  nantinya anak-anak SD bisa  memiliki jiwa dan kepribadian yang unggul. Jika anak-anak SD memiliki karakter yang baik, maka besar kemungkinan Indonesia akan memiliki generasi muda yang unggul dan bermartabat nantinya. Jadi pendidikan karakter di sekolah dasar menjadi faktor utama untuk membangun karakter generasi muda menjadi lebih baik.                  
            Jadi pengembangan karakter adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral mengenai akhlak dan budi pekerti anak, sehingga dapat dibedakan dengan anak lainnya. sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.
            Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut;
1.      Merupakan suatu proses yang terus menerus di lakukan untuk membentuk, tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan.
2.      Menyempurnkan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
3.      Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai - nilai falsafah pancasila.
            Membangun karakter bangsa  pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau masyarakat memiliki sikap sebagai berikut;
1.      Adanya saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama
2.      Adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong
3.      Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagaisuatu bangsa
4.      Adanya rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
5.      Adanya moral , akhlak yang dilandaskan pada nilai-nilai agama
6.      Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan menguntungkan
7.      Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya
8.      Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
            Berkaitan dengan hal itu, maka atas karakter suatu bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat dikenali pada dua sifat, yaitu;
1.      Karakter yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, bengbangsa dan bernegara.
2.      Karakter yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai negatif terhadap kehidupann bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
            Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan berkarakter, diantaranya adalah:
1.      Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya.
2.      Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
3.      Kejujuran /amanah dan kearifan.
4.      Hormat dan santun.
5.      Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama.
6.      Percaya diri, kreatif dan bekerja keras.
7.      Kepemimpinan dan keadilan.
8.      Baik dan rendah hati.
9.      Toleransi kedamaian dan kesatuan.
            Dari ke 9 (Sembilan) pilar karakter tersebut terjabar kedalam beberapa nilai-nilai pendidikan yang berkarter bangsa, yakni
1.      Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.      Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.      Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.      Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.      Kerja Keras: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6.      Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7.      Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8.      Demokratis: cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.      Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10.  Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11.  Cinta Tanah Air: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12.  Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain
13.  Bersahabat/Komunikatif: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14.  Cinta Damai: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15.  Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16.  Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.  Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18.  Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
            Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.
            Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
            Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
            Pembelajaran yang baik tidak sekedar transfer ilmu ke anak didik melalui ceramah yang akhirnya terjadi verbalisme dan pembelajaran monoton namun dapat dipadukan dengan pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada siswa untuk melakukan sesuatu dalam menemukan jawaban dari permasalahan tema pembelajaran dan memperoleh pengetahuan secara maksimal.
            Pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu, namun untuk peningkatan kemampuan peserta didik. Pembelajaran yang baik adalah untuk peningkatan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
            Pembelajaran dengan menggunakan media merupakan suatu bagian tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran yang bermakna dan menyeluruh. Proses pembelajaran yang baik merupakan kegiatan yang menjadikan siswanya dapat memahami materi yang disampaikan.
            Tentu saja  dalam mengoptimalkan kurikulum 2013 dibutuhkan komponen pembelajaran yang berkarakter sebagai tujuan utama pendidikan. Harapan besar bahwa Pancasila dapat menjembatani persoalan karakter bangsa Sehingga untuk dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dapat dilakukan melalui media pembelajaran Pancasila Games Puzzle.
            Game berasal dari bahasa inggris yang berarti permainan . Dalam setiap game terdapat peraturan yang berbeda - beda untuk memulai permainannya sehingga membuat jenis game semakin bervariasi . Karena salah satu fungsi game sebagai penghilang stress atau rasa jenuh maka hampir setiap orang senang bermain game baik anak kecil , remaja maupun dewasa , mungkin hanya berbeda dari jenis game yang dimainkannya saja
            Dengan dasar teori Gestalt, maka ada beberapa prinsip pembelajaran menggunakan media, antara lain:
a.       Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya
b.      Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c.       Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d.      Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih luas.
e.       Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
f.       Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
g.      Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h.      Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
            Games menjadi bagian dari media karena sifatnya yang dapat membantu penyampaian pesan. Games yang ada termasuk yang mendidik dan dapat mengeksplorasi pikiran. Diantara games tersebut adalah dengan puzzle.            Puzzle secara bahasa indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan adalah sebuah masalah atau "enigma" yang diberikan sebagai hiburan; yang biasanya ditulis, atau dilakukan.
            Games Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil.
            Pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” memilik makna bahwa manusia sebagai makhluk ciptaanNya wajib melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya, maka pada puzzle dapat digambarkan dengan adanya seseorang yang menunaikan ibadah,seperti terdapat anak-anak yang sedang melaksanakan ibadah bersama di masjid, atau terdapat gambar anak-anak yang sedang membaca Al-qur’an. Terdapat juga seorang anak yang membaca do’a sehari hari. Gambar yang dapat digunakan pada puzzle tersebut pada intinya menggambarkan aktivitas seseorang yang melakukan penerapan nilai keagamaan.
            Langkah-langkah Pembelajaran penerapan nilai ketuhanan melalui Pancasila Games Puzzle adalah sebagai berikut:
1.      Kegiatan Pendahuluan
a)      Guru mengajak semua siswa berdo’a
b)      Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
c)      Guru menginformasikan tema yang dibelajarkan
2.      Kegiatan inti
1.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran terhadap nilai-nilai pancasila.
2.      Guru memberikan gambaran umum pancasila dalam kehidupan sehari-hari
3.      Membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 anak
4.      Memberikan permainan games puzzle yang menggambarkan penerapan nilai ketuhanan kepada setiap kelompok.
5.      Memberikan waktu kepada siswa untuk menyusun puzzle hingga menjadi gambar yang sesuai.
6.      Guru menyuruh siswa untuk menuliskan nilai yang terkandung didalam games puzzle
7.      Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan gambar yang terbentuk dari puzzle dan dihubungkan dengan pengalaman pribadi siswa.
8.      Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya apabila terdapat materi yang kurang paham.
3.      Kegiatan penutup
1.      Siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
2.      Guru memberitahu siswa mengenai bentuk realisasi penanaman nilai Ketuhanan melalui kegiatan rutin yaitu diadakannya shalat berjama’ah di sekolah
3.      Memberi pesan kepada siswa untuk dapat mengaplikasikan nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari
            Pada intinya dibalik permainan puzzle ini disediakan berbagai nilai karakter yang sesuai dengan sila dalam Pancasila. Namun nilai sikap tersebut baru boleh dilihat oleh anak ketika berhasil menyelesaikan puzzle dengan baik. Kemudian yang harus dilakukan oleh seorang anak yakni mencontoh sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
            Tujuan dari permainan ini yaitu mengoptimalkan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari sehingga dapat terinternalisasi dan terinstitusionalisasi dalam proses operasionalnya. Selain itu demi menyongsong sekaligus mengukuhkan tujuan kurikulum 2013 maka nilai-nilai karakter perlu ada, sehingga diperlukan sebuah komponen pembelajaran yang terintegral dari nilai-nilai luhur bangsa. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Ada tiga aspek yang menjadi tujuan kurikulum 2013 yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
            Pengetahuan dalam kurikulum 2013 sama seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya, yaitu penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam pelajaran. Keterampilan merupakan aspek baru dalam kurikulum di Indonesia. Keterampilan merupakan penekanan pada skill atau kemampuan. misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan pendapat, berdiksusi/bermusyawarah, membuat laporan, serta berpresentasi. Aspek Keterampilan merupakan salah satu aspek penting karena hanya dengan pengetahuan, siswa tidak dapat menyalurkan pengetahuan tersebut sehingga hanya menjadi teori semata. Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dinilai. Sikap meliputi sopan santun, adab dalam belajar, absensi, sosial, dan agama.
            Beberapa manfaat bermain puzzle bagi anak-anak antara lain:
1.Meningkatkan Keterampilan Kognitif
            Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak sekolah dasar  pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan warna yang menarik.Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka mungkin mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba memasang-masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk. Dengan sedikit arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika.
2.  Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus
            Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat tersusun membentuk gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati.
3.Meningkatkan Keterampilan Sosial
            Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun puzzle dapat pula dimainkan secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain.
4.Melatih logika
            Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar manusia. Anak dilatih menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, dan kaki sesuai logika.
5.Melatih kesabaran.
            Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran dan memerlukan waktu untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan.
6. Memperluas pengetahuan.
            Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, huruf. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang dihafalkan.
7.Permainan puzzle melatih anak memusatkan pikiran
            Hal tersebut dapat terjadi karena anak harus berkonsentrasi ketika mencocokkan kepingan-kepingan puzzle. Selain itu, permainan ini meningkatkan keterampilan anak menyelesaikan masalah sederhana





 BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Penanaman Nilai Ketuhanan Melalui Pancasila Games Puzzle Sebagai Media Pengembangan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar adalah Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh soerang guru untuk menerapkan nilai-nilai pancasila,  dapat dilakukan melalui media pembelajaran pancasila games puzzle.
            Model pembelajaran pancasila games puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, Pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” memilik makna bahwa manusia sebagai makhluk ciptaanNya wajib melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya, maka pada puzzle dapat digambarkan dengan adanya seseorang yang menunaikan ibadah,seperti terdapat anak-anak yang sedang melaksanakan ibadah bersama di masjid, atau terdapat gambar anak-anak yang sedang membaca Al-qur’an. Terdapat juga seorang anak yang membaca do’a sehari hari.
            Langkah-langkah Pembelajaran penerapan nilai ketuhanan melalui Pancasila Games Puzzle adalah sebagai berikut:
1.      Kegiatan Pendahuluan
a.       Guru mengajak semua siswa berdo’a
b.      Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
c.       Guru menginformasikan tema yang dibelajarkan
2.      Kegiatan inti
a.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran terhadap nilai-nilai pancasila.
b.      Guru memberikan gambaran umum pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c.       Membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3 anak
d.      Memberikan permainan games puzzle yang menggambarkan penerapan nilai ketuhanan kepada setiap kelompok.
e.       Memberikan waktu kepada siswa untuk menyusun puzzle hingga menjadi gambar yang sesuai.
f.       Guru menyuruh siswa untuk menuliskan nilai yang terkandung didalam games puzzle
g.      Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan gambar yang terbentuk dari puzzle dan dihubungkan dengan pengalaman pribadi siswa.
h.      Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya apabila terdapat materi yang kurang paham.
3.      Kegiatan penutup
a.       Siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
b.      Guru memberitahu siswa mengenai bentuk realisasi penanaman nilai Ketuhanan melalui kegiatan rutin yaitu diadakannya shalat berjama’ah di sekolah
c.       Memberi pesan kepada siswa untuk dapat mengaplikasikan nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari
            Penanaman nilai ketuhanan melalui pancasila games puzzle terdapat dibagain belakang Puzzle karena disediakan berbagai nilai karakter yang sesuai dengan sila pertama. Namun nilai sikap tersebut baru boleh dilihat oleh anak ketika berhasil menyelesaikan Puzzle dengan baik. Kemudian yang harus dilakukan oleh seorang anak yakni mencontoh sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
            Manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran dengan pancasila games puzzle yaitu: meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus, meningkatkan keterampilan sosial, melatih logika, melatih kesabaran, memperluas pengetahuan, dan permain puzzle melatih anak memusatkan pikiran.







DAFTAR PUSTAKA

Nurdiansah,Bambang.2013.Membangun karakter (Character Building)[Online]

Karso,Maulana.2012.Intregasi Pendidikan Nilai Dalam Membangun Karakter Siswa di Sekolah Dasar dalam Pembelajaran IPS SD[Online]

....2013.Pengertian,Sejarah,Jenis-jenis Tentang Games.[Online]

....2011.Penggunaan Media Games Puzzle.[Online]

HIMA PKnH FIS UNY.2014.Permainan Pancasila Puzzle Games Sebagai Media Pengembangan Karakter Anak.[Online]




0 komentar:

Posting Komentar

 

Mimin Dwi Jayanti © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor