Salah satu masalah
sosial pendidikan yaitu mahalnya biaya pendidikan yang merupakan salah satu problematika
pendidikan yang ada di Indonesia. Pada tiap tahun selalu saja terdengar keluhan
masyarakat terhadap mahalnya biaya pendidikan yang harus dibayar, selain itu
juga adanya fasilitas pendidikan yang kurang memadai seperti masih ada gedung
sekolah yang ambruk, ruang belajar yang kurang tertata dan fasilitas pendidikan
dalam keadaan minim.
Mahalnya biaya pendidikan yang selama ini dirasakan oleh
masyarakat, semakin disadari tidak sebanding dengan mutu pendidikan yang
dinikmati masyarakat. Biaya pendidikan diberbagai daerah di Indonesia mengalami
kenaikan fantastik mengukuti deret ukur (kepentingan pasar), namun kualitasnya
berjalan ditempat.
Pendidikan yang bermutu
memang mahal, kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya
yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan Tinggi (PT)
membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Faktor ekonomi ini merupakan memicu terjadinya anak putus sekolah.
Pemecahan masalh dengan
menggunkan alat ilmu sosiologi antara lain:
1. Diperlukannya
kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan untuk
mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pendidkn gratis (murah)
bagi masyarakat.
2. Pada sekolah (dunia pendidikan ) harus dibersihkan dari
berbagai biaya pungutan seperti biaya LKS, biaya seragam, biaya uang gedung,
biaya ekstrakurikuler dll. Oleh karena itu, seharusnya program pemberantasan
korupsi harus bisa menyentuh dunia pendidikan, terutama disekolah-sekolah.
3. Untuk mengatasi anggapan masyarakat yang menganggap bahwa
mahalnya pendididkan karena adanya praktik korupsi yang dilakukan pejabat dan
birokrasi sekolah solusi yang kiranya perlu dilakukan oleh sekolah adalah
disetiap akhir tahun sekolah perlu menyampaikan laporan tentang keuangan kepada
wali murid baik uang masuk dan pengeluaran uang sekolah. Dalam penyampaian
laporan perlu disertai bukti kwitansi yang jelas, sehingga wali murid percaya
bahwa tidak ada penyelewengan dana.
4.
Untuk meminimalisir terjadinya anak putus
sekolah yaitu membangkitkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan
anak, memberikan dorongan dan bantuan kepada anak dalam belajar, mengadakan
pengawasan terhadap di rumah serta memberikan motivasi kepada anak sehingga
anak rajin dalam belajar dan tidak membuat si anak bosan dalam mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan di sekolah., tidak membiarkan anak bekerja mencari
uang dalam masa belajar.
Sumber :
http://pls14023-sriwahyuni.blogspot.co.id/2014/12/masalah-pendidikan-di-indonesia-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar